Kamis, 17 Juni 2010

Proses dan Permodelan Enterprise: Sejarah Proses

voopere.blog.friendster.comAda 4 tahapan dalam sejarah pengembangan proses SDLC:


1. The age of craftworker


2. The age of factory


3. The age of specialist


4. Reingineering

1. The Age of craftworker


Ciri-ciri utama:


- Terjadi pada kurun waktu pertengahan abad 18 sebelum revolusi industri


- Kebanyakan produk dihasilkan oleh pengrajin


- Proses dan produk tidak ada bedanya, jadi seandainya ada usaha untuk mengukur pekerjaan itu sama dengan mengukur produk


- Dikeerjakan di satu tempat




- Satu pekerja mengerjakan seluruh proses

Kelebihan


- Pekerja mengetahui dengan jelas pelanggan, barang, jasa yang diproduksi dan tujuannya diproduksi


- Konsumen hanya perlu menghubungi satu kontak untuk masalah apapun, sebagai contoh adalah penjahit. Sang pelanggan jika ingin memperbaiki baju hanya perlu datang saja kepenjahitnya


- Pengrajin mengetahui proses dari awal sampai dengan akhir


- Tidak terjadi miskomunikasi antar spesialis

Kelemahan:


- Terdapat satu titik penyebab kegagalan, sebagaimana satu titik penyebab kesuksesan, karena bergantung pada satu orang


- Permintaan yang banyak menunjukkan kualitas, pekerja tidak seluruhnya memiliki kemampuan baik di semua aspek


- Output terbatas


- Pengrajin baru harus sudah memiliki kemampuan yang baik, artinya orang dengan kemampuan biasa-biasa saja tidak bisa langsung menjadi pengrajin, tapi harus melakukan magang, kerja praktek atau sebagainya.



Produk cina membanjiri Indonesia karena produk yang dihasilkan bukan berdasarkan jam kerja (bukan seperti di Indonesia), namun berdasarkan kinerja, semakin tinggi kinerja semakin tinggi penghargaan. Sedangkan di Indonesia yang dibutuhkan adalah checklist jam masuk, dan checklist jam keluar. Untuk industri tertentu tetap menggunakan pengrajin, dengan produk akhir sebagai imbalan.




2. The age of Factory


Ciri-ciri:


- Didorong oleh mesin uap yang ditemukan oleh James Watt


- Mulai ada pembagian pekerjaan


- Jumlah perproduksi perpekerja meningkat drastis, akan sangat efisien sebab kerja sudah dibagi-bagi.


- Dibentuk divisi kerja dengan spesialisasi yang lebih fokus

3. The age of specialist


Ciri-ciri


- Revolusi industri menyebabkan kebutuhan spesialis meningkat, tidak hanya di manufaktur saja merembet pada fungsi-fungsi lain, seperti keuangan dan lain-lain


- Penyempurnaan produk dengan memanfaatkan riset dan pengembangan


- Mulai ada manajer profesional untuk perencanaan dan pengontrolan


- Organisasi mulai dibangun dengan struktur berdasarkan pembagian fungsi

Kelebihan:


- Output bertambah dengan kualitas yang konsisten


- Lebih mudah mengatur pekerja


- Pekerja memiliki keahlian yang baik pada spesialisasi yang bersangkutan


- Spesialisasi dapat ditambah / dikurangi dengan mudah


- Organisasi diatur dengan manajemen profesional

Kelemahan:


- Fokus pada efisiensi lokal, jika pada bagian pemasaran hanya fokus pada bagian pemasaran yang baik saja


- Pelayanan menurun karena customer tidak dapat melihat proses


- Kurangnya komunikasi


- Merendahkan akuntabilitas individual (dianggap karyawan tidak berpengaruh terhadap produk), perbedaan antara akuntabilitas dengan responsibilitas: akuntabilitas lebih kearah luar, sedangkan responsibilitas: lebih kearah dalam

Kelemahan organisasi fungsional


Organisasi memiliki tujuan umum, sedangkan orientasi fungsional tidak memiliki tujuan umum. Setiap bagian hanya peduli dengan dirinya sendiri. Tidak saling mendukung.


Ada satu masalah yang dikenal dengan istilah masalah sumbu kompor / stove pipe, dengan berbagai kriteria berikut ini:


Sumbu kompor tidak standar ada yang keras, ada yang lunak, ada sumbu yang cepat habis ada yang sumbunya tahan lama. Masing-masing sumbu sibuk dengan dirinya sendiri.

Functional Silo / Stove Pipe


Permasalahan yang terjadi kalau pola pikir terpisah-pisah. Bagaimana proses bisa berjalan dengan baik jika tidak bekerjasama.

Kelemahan


- Pekerjaan suatu divisi dapat dinegasikan oleh divisi lain


- Terjadi waktu tunda pada proses ketika pekerjaan pindah dari satu divisi ke divisi yang lain

4. Reingineering


Dengan reingineering kita menghapus apa yang ada di industri revolusi "Reingineering undoing the industrial revolution". Reingineering berorientasi proses bukan fungsi.


Banyak terjadi kegagalan, hampir 70-80% proyek BPR gagal. Proses-proses yang dipisah sebelumnya disatukan di reingineering.


Kelebihan


- Fokus yang cukup terhadap kustomer dan outcome


- Efisiensi meningkat jauh


- Birokrasi menjadi lebih sederhana


Kelemahan


- Lebih sulit diatur


- Pekerjaan individu lebih luas


- Sulit diimplementasi


- Invest teknologi yang besar

Salah satu proyek reingineering sukses adalah bank. Dulu di bank ada banyak loket, masing-masing loket membidangi hal-hal yang berbeda, kalau mau menabung disatu paket, maka ada satu loket untuk paket tersebut. Misal untuk bank BRI, ada loket Simpedes, BRITAMA, dll. Sedangkan sekarang, hanya ada 2 loket yakni Front Office, dan loket Cashier. Cashier akan melayani penbidgambilan atau pentransferan untuk semua kategori, sedangkan front office (sebagian bank menamakannya Customer Service) menangani hal-hal yang lebih kasuistik seperti pembuatan rekening, penutupan rekening, dll.



Disarikan dari kuliah Proses dan Permodelan Enterprise Bersama Bapak Kridanto Surendro dan berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar